Senin, 21 November 2016

PEMBELAJARAN TATA SURYA MENGGUNAKAN TEKNOLOGI AUGMENTED REALITY

PEMBELAJARAN TATA SURYA MENGGUNAKAN TEKNOLOGI AUGMENTED REALITY
Oleh : SRI MELATI SAGITA
RINI AMALIA
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Matematika dan IPA Universitas Indraprasta PGRI
Bidang yang Dikembangkan
         Pembelajaran Tata Surya Menggunakan Teknologi Augmented Reality yang digunakan untuk para siswa/siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang ada didaerah Bogor.
Problem
Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, komputer memiliki banyak manfaat bagi manusia di berbagai bidang yaitu dalam bidang informasi, edukasi, bisnis dan komunikasi. Oleh karena itu komputer banyak dimanfaatkan untuk membantu dalam menyelesaikan pekerjaan manusia, pekerjaan yang dulunya hanya bisa dilakukan secara manual, namun dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi pekerjaan tersebut dapat dikerjakan dengan bantuan komputer yang tentunya sangat memudahkan dan dapat menghemat waktu, dan salah satu teknologi komputer yang sedang berkembang saat ini adalah Augmented Reality.
Penggunaan komputer pada bidang edukasi sangatlah banyak, seperti pembelajaran tentang biologi, kimia, matematika dan masih banyak lagi. Salah satu nya pembelajaran tentang tata surya. Saat ini pembelajaran tata surya hanya bisa dipelajari dari buku, video, internet ataupun datang langsung ke tempat yang mempelajari tentang tata surya seperti Planetarium. Dengan perkembangan teknologi saat ini, terutama di bidang teknologi Augmented Reality, maka perlu diimplementasikan ke dalam dunia pembelajaran terutama pembelajaran tata surya menggunakan teknologi Augmented Reality. Agar dapat membantu masyarakat mendapatkan informasi tentang tata surya
Solusi
Selama proses pembuatan aplikasi Pembelajaran Tata Surya Menggunakan Teknologi Augmented Reality masih terdapat kekurangan, yaitu penjelasan mengenai planet masih kurang lengkap, terkadang letak objek yang tidak sesuai dengan markernya, marker yang tidak bisa terdeteksi ketika berada di lingkungan yang kekurangan cahaya atau cahaya berlebih atau ketika ada benda yang menutupi sebagian kecil dari marker. Untuk pengembangan lebih lanjut, disarankan penjelasan mengenai planet dapat dilengkapi sesuai data yang update dan untuk menanggulangi kekurangan lainnya disarankan agar meletakan objek sesuai markernya dan mengatur cahaya agar marker bisa terdeteksi.


Evaluasi
Selama proses pembuatan aplikasi Pembelajaran Tata Surya Menggunakan Teknologi Augmented Reality masih terdapat kekurangan, yaitu penjelasan mengenai planet masih kurang lengkap, terkadang letak objek yang tidak sesuai dengan markernya, marker yang tidak bisa terdeteksi ketika berada di lingkungan yang kekurangan cahaya atau cahaya berlebih atau ketika ada benda yang menutupi sebagian kecil dari marker. Untuk pengembangan lebih lanjut, disarankan penjelasan mengenai planet dapat dilengkapi sesuai data yang update dan untuk menanggulangi kekurangan lainnya disarankan agar meletakan objek sesuai markernya dan mengatur cahaya agar marker bisa terdeteksi.


Kontribusi
Bertujuan untuk menampilkan objek planet yang berbentuk 3 dimensi dengan animasinya serta menampilkan suara yang menggunakan bantuan marker yang dibuat disesuaikan dengan gambar planet-planet nya. Objek planet 3 dimensi serta animasinya dibuat menggunakan 3DsMax 2013 dan Unity 3D.
Sedangkan AR Sound digunakan dalam proses pembacaan marker, tes kamera, dan keseluruhan proses Augmented Reality hingga objek dapat tampil pada kamera. Objek planet akan muncul sesuai dengan marker yang disorotkan ke arah kamera atau webcam dan ditampilkan dalam bentuk animasi 3dimensi
Baik
Kelebihan dari pembelajaran tata surya berbasis Augmented Reality adalah pengguna bisa mengetahui nama planet serta penjelasan planet dengan penampilan yang berbeda, karena tidak hanya ditampilkan secara teks dan objek 3 dimensi, namun ditampilkan dengan penjelasan suara
Buruk
Masih belum bisa diterapkan di perangkat yang lain.

Nama : Eko Sumarsono
NPM : 13114474

Kelas : 3KA22

Senin, 25 April 2016

Microsoft Operation Framework

Microsoft Operations Framework


Pengertian Microsoft Operations Framework (MOF)

MOF adalah sekumpulan prinsip, teknik, dan model teruji di lapangan (best practices) untuk mengelola layanan TI, dengan tujuan:

  • Mencapai target service levelavailability, reliability, supportability, managability.

  • Menciptakan infrastruktur TI yang adaptif.

MOF mencakup SDM, proses/prosedur, dan teknologi. MOF dikembangkan dari IT Infrastructure Library dari OGC di Inggris. Microsoft Operations Framework (MOF) terdiri dari best practice, prinsip, dan
kegiatan yang memberikan panduan komprehensif untuk mencapai kehandalan untuk
solusi dan layanan Teknologi Informasi (TI). MOF menyelenggarakan kegiatan dan
proses TI dalam fungsi manajemen layanan (SMF), yang berlangsung dalam siklus
hidup yang terdiri dari tahapan perencanaan, penyampaian, operasional, dan
pengelolaan. ISO/IEC 20000 menunjukkan bahwa organisasi berorientasi pada kualitas dengan
memberikan layanan TI yang efisien dan efektif. ISO/IEC 20000 terdiri dari ISO/IEC
20000-1 dan ISO/IEC 20000-2. ISO/IEC 20000-1 adalah spesifikasi auditable dengan
mendefinisikan persyaratan untuk sertifikasi. Sedangkan ISO/IEC 20000-2 adalah kode
praktek yang berisi rekomendasi dan bimbingan untuk membantu organisasi mencapai
sertifikasi.

Adapun Tujuan MOF Sebagai Panduan ISO/IEC 20000 :

  • Mengetahui hubungan tahapan MOF dengan komponen dalam ISO/IEC 20000.
  • Mengetahui dukungan MOF terhadap persyaratan standar ISO/IEC 20000.
  • Perubahan MOF yang mendukung persyaratan ISO/IEC 20000.

Prinsip Dasar MOF :

  • Kegiatan yang terstruktur
  • Memudahkan koordinasi dan perencanaan.
  • Penyempurnaan iteratif dengan siklus cepat.
  • Manajemen berbasis review (evaluasi)
  • Review dilakukan pada akhir tahapan-tahapan dalam siklus iterasi.
  •  Aspek manajemen resiko terkandung dalam prosedur pengelolaan.


Struktur MOF

 







MOF Infrastructure Engineering
Infrastructure Engineering (IE) adalah bagian dari kuadran Optimizing MOF.

Prinsip utama:

  • Mengembangkan, mengelola, dan menerapkan standard & policy bagi pengembangan dan pengoperasian infrastruktur TI perusahaan.

Tujuan:
  • Memastikan bahwa infrastruktur yang digunakan selaras dengan tujuan dan strategi bisnis/organisasi.
  • Maksimasi tingkat layanan dan minimasi dampak negatif perombakan infrastruktur.
IE dan Bidang MOF Lain

 



Ruang Lingkup IE

Obyek pengelolaan:


  • Fasilitas TI yang digunakan dalam proses bisnis utama organisasi.

  • Infrastruktur pendukung fasilitas diatas.

  • Komponen-komponen lain yang dipakai bersama oleh berbagai aplikasi dan proyek.


Kegiatan:

  • Pendataan standard yang ada & digunakan.
  • Perumusan & penetapan standard.
  • Pengelolaan proses perubahan standard.
  • Pemberlakukan & penerapan standard.
 

PlatformPattern, dan Service dalam framework Robertson-Sribar (RS) adalah standard & policy dalam MOF IE:

  • ·         Sama-sama melakukan identifikasi, kategorisasi, dan dokumentasi standar; dan menyusun panduan.


  • ·         Standarisasi platform, pattern, dan service meminimasi kompleksitas pengelolaan infrastruktur, dan memaksimasi reuse.


  • ·         MOF menyimpan dokumen standard dalam CMDB (configuration management database).

 

http://emansetiawan.dosen.narotama.ac.id
http://ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2013/05/dani-mof1.pdfS